Gender Analysis Pathway
Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis Data Pembuka Wawasan Isu Gender Kebijakan dan Rencana Ke Depan Pengukuran Hasil
Faktor Kesenjangan Sebab Kesenjangan Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Reformulasi Tujuan Rencana Aksi Data Dasar (Base-line) Indikator Gender
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Program:
Program Peningkatan Sarana Distribusi Perdagangan
Kegiatan:
Pembinaan terhadap Pengelola Sarana Distribusi Perdagangan Masyarakat di Wilayah Kerjanya
Sub Kegiatan:
Pembinaan dan Pengendalian Pengelola Sarana Distribusi Perdagangan
Tujuan Sub Kegiatan:
Memberdayakan pelaku usaha mikro yang dalam hal ini adalah Toko Kelontong sehingga dapat berdaya saing lebih baik serta dapat membetuk suatu simpul logistic dengan pemberdayaan toko-toko kelontong ini
Data Umum:
Data pelaku Distribusi Perdagangan di kota Surabaya L = 194 orang (20.75%) P = 741 orang (79.25%)
Data pelaku Distribusi Perdagangan di kota Surabaya L = 194 orang (20.75%) P = 741 orang (79.25%)
Data pelaku Distribusi Perdagangan di kota Surabaya L = 194 orang (20.75%) P = 741 orang (79.25%)
Data pelaku Distribusi Perdagangan di kota Surabaya L = 194 orang (20.75%) P = 741 orang (79.25%)
Data pelaku Distribusi Perdagangan di kota Surabaya L = 194 orang (20.75%) P = 741 orang (79.25%)
Akses:
Adanya kesamaan informasi tentang pembinaan pelaku distribusi perdagangan. L = 194 orang (20.75%) P = 741 orang (79.25%)
Partisipasi:
Jumlah Pelaku Distribusi Perdagangan yang dibina sebanyak : L = 194 orang (20.75%) P = 741 orang (79.25%)
Kontrol:
Pejabat pengawas kegiatan Pembinaan terhadap pelaku distribusi perdagangan didominasi oleh laki-laki.
Manfaat:
Proporsi Pelaku Usaha yang meningkat omzet penjualan barangnya lebih tinggi perempuan dibandingkan laki-laki
- Kurang mendukungnya aspek SDM karena pendamping toko kelontong perempuan dirasa lebih bisa melakukan pembinaan dengan bahasa yang lebih persuasif daripada laki-laki. - Tidak semua pengambil keputusan dan perencana pada Dinas memahami konsep kesetaraan dan keadilan gender Perempuan dianggap lebih bisa melakukan segala hal terlebih sebagai toko kelontong, perempuan bisa lebih multi-tasking daripada laki-laki. Memberdayakan pelaku usaha distribusi perdagangan yang dalam hal ini adalah Toko Kelontong sehingga dapat berdaya saing lebih baik serta dapat membetuk suatu simpul logistic dengan pemberdayaan toko-toko kelontong ini baik pelaku usaha laki-laki maupun perempuan Melaksanakan Pembinaan terhadap pelaku distribusi perdagangan Pelaku Distribusi Perdagangan di Surabaya yang dibina sebanyak : L = 194 orang (20.75%) P = 741 orang (79.25%)
Output:
Meningkatnya kapasitas/wawasan tentang usaha ritel pada para pelaku usaha yang dalam hal ini toko kelontong. Laki-laki dari 187 orang menjadi 194 Orang Perempuan dari 698 orang menjadi 741 orang
Outcome:
Pelaku distribusi perdagangan yang telah tergabung dalam koperasi toko kelontong dengan legalitas usaha berupa akte pendirian koperasi. Laki-laki dari 187 orang menjadi 194 Orang Perempuan dari 698 orang menjadi 741 orang