Gender Analysis Pathway
Dinas Pendidikan

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis Data Pembuka Wawasan Isu Gender Kebijakan dan Rencana Ke Depan Pengukuran Hasil
Faktor Kesenjangan Sebab Kesenjangan Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Reformulasi Tujuan Rencana Aksi Data Dasar (Base-line) Indikator Gender
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Program:
Program Pengelolaan Pendidikan
Kegiatan:
1.01.02.2.04.12 Penyelenggaraan Proses Belajar Nonformal/ Kesetaraan
Sub Kegiatan:
1.01.02.2.04.12 Penyelenggaraan Proses Belajar Nonformal/ Kesetaraan
Tujuan Sub Kegiatan:
Terwujudnya Satuan Pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan
Data Umum:
Jumlah peserta kejar paket A/B/C di Kota Surabaya : L : 1.816 (62,84%) P : 1.074 (37,16%)
Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Penyelenggaraan Proses Belajar Nonformal/ Kesetaraan Kesetaraan L : 1.816 (62,84%) P : 1.074 (37,16%)
Jumlah peserta kejar paket A/B/C: Siswa Laki-laki: 1.816 (62,84%) Siswa Perempuan: 1.074 (37,16%)
Pejabat pengampu kegiatan Eselon II : L : 1 P : 0 Eselon III : L : 0 P : 1 Eselon IV : L : 0 P : 1
Tersedianya peserta yang mendapat pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan non formal L : 1.816 (62,84%) P : 1.074 (37,16%)
Akses:
Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Penyelenggaraan Proses Belajar Nonformal/ Kesetaraan Namun jumlah peserta perempuan kejar paket A/B/C lebih rendah. Laki-laki: 62,84% Perempuan: 37,16%
Partisipasi:
Proporsi jumlah peserta kejar paket A/B/C lebih rendah perempuan daripada laki-laki.
Kontrol:
Pejabat pengawas kegiatan Fasilitasi Penyelenggaraan Proses Belajar Nonformal/ Kesetaraan didominasi oleh perempuan
Manfaat:
Proporsi peserta perempuan yang pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan non formal lebih rendah
1. Adanya keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM perihal Pembangunan pengarusutam aan Gender 2. Adanya keterbatasan anggaran. 1. Adanya persepsi masyarakat bahwa Pendidikan untuk perempuan kurang penting. 2. Adanya anggapan di masyarakat tentang pencari nafkah utama didominasi laki- laki. Mewujudkan pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan non formal baik laki- laki maupun perempuan. Penyelenggaraa n Proses Belajar Nonformal/ Kesetaraan melalui: 1. Pendataan, verifikasi data nominasi peserta UPK 2. Koordinasi PKBM terkait jadwal UPK dan metode pelaksanaan 3. Klasifikasi Ruang Kelas dan Pengawas, 4. Pelaksanaan UPK 5. Evaluasi dan Pelaporan 6. Pembagian Ijazah 7. Pemberian Jasa Pelayanan Pendidik Kesetaraan 8. Verifikasi Faktual Penerima BOP Non Fisik Kesetaraan 9. Monitoring dan evaluasi Penerima BOP Non Fisik Kesetaraan 10. Pembinaan Penerima BOP Non Fisik Kesetaraan Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Penyelenggaraa n Proses Belajar Nonformal/ Kesetaraan L : 1.816 (62,84%) P : 1.074 (37,16%) Jumlah peserta kejar paket A/B/C: Siswa Laki-laki: 1.816 (62,84%) Siswa Perempuan: 1.074 (37,16%) Tersedianya peserta yang mendapat pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan non formal L : 1.816 (62,84%) P : 1.074 (37,16%)
Output:
Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Penyelenggaraan Proses Belajar Nonformal/ Kesetaraan Laki-laki dari 1.816 (62,84%)menjadi 1.841 (62,62%) Perempuan dari 1.074 (37,16%) menjadi 1.099 (37,38%) Meningkatnya Jumlah peserta kejar paket A/B/C : Laki-laki dari 1.816 (62,84%)menjadi 1.841 (62,62%) Perempuan dari 1.074 (37,16%) menjadi 1.099 (37,38%)
Outcome:
Tersedianya peserta yang mendapat pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan non formal Laki-laki dari 1.816 (62,84%)menjadi 1.841 (62,62%) Perempuan dari 1.074 (37,16%) menjadi 1.099 (37,38%)