Gender Analysis Pathway
Dinas Pendidikan

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis Data Pembuka Wawasan Isu Gender Kebijakan dan Rencana Ke Depan Pengukuran Hasil
Faktor Kesenjangan Sebab Kesenjangan Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Reformulasi Tujuan Rencana Aksi Data Dasar (Base-line) Indikator Gender
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Program:
Program Pengembangan Kapasitas Daya Saing Keolahragaan
Kegiatan:
2.19.03.2.03.03 Pembinaan dan Pengembangan Atlet Berprestasi Kabupaten / Kota
Sub Kegiatan:
Pembinaan dan Pengembangan Atlet Berprestasi Kabupaten / Kota
Tujuan Sub Kegiatan:
Menjadikan wadah bagi siswa untuk pengembangan minat bakat peserta didik pada bidang kesenian dan olahraga pendidikan, terlaksannya fasilitasi seleksi lomba kesenian dan olahraga pendidikan, terlasksananya pengeloaan UKS dan pengembangan lingkungan sekolah sehat, mengembangkan minat bakat, dan kreativitas siswa dalam bidang pramuka dan Palang Merah Remaja (PMR)
Data Umum:
Jumlah siswa yang menjadi juara lomba 1, 2, dan 3 tingkat kota / provinsi / nasional di Kota Surabaya: L: 61 (31,61%) P: 132 (68,39%)
Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Pembinaan dan Pengembangan Atlet Berprestasi Kabupaten / Kota: L: 61 (31,61%) P: 132 (68,39%)
Jumlah siswa yang menjadi juara lomba 1, 2, dan 3 tingkat kota / provinsi / nasional di Kota Surabaya Siswa Laki-laki: 61 (31,61%) Siswa Perempuan: 132 (68,39%)
Pejabat pengampu kegiatan Eselon II : L : 1 P : 0 Eselon III : L : 0 P : 1 Eselon IV : L : 0 P : 1
Tersedianya siswa yang mendapat pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan formal L: 61 (31,61%) P: 132 (68,39%)
Akses:
Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Pembinaan dan Pengembangan Atlet Berprestasi Kabupaten / Kota. Namun jumlah siswa laki-laki yang menjadi juara lomba 1, 2, dan 3 tingkat kota / provinsi / nasional lebih rendah. Laki-laki: 31,61% Perempuan: 68,39%
Partisipasi:
Proporsi jumlah siswa yang menjadi juara lomba 1, 2, dan 3 tingkat kota / provinsi / nasional lebih rendah laki-laki daripada perempuan.
Kontrol:
Pejabat pengawas Pembinaan dan Pengembangan Atlet Berprestasi Kabupaten / Kota didominasi oleh perempuan
Manfaat:
Proporsi siswa laki-laki yang mendapatkan pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan formal lebih rendah
1. Adanya keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM perihal Pembangunan pengarusutam aan Gender 2. Adanya keterbatasan anggaran. Adanya persepsi masyarakat bahwa siswa perempuan lebih rajin dan berprestasi daripada laki-laki Meningkatkan kualitas Pendidikan Pembinaan dan Pengembangan Atlet Berprestasi Kabupaten / Kota berupa: Virtual (daring, pengirim ke eoffice, link youtobe, dan mengumpulkan hasil karya ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya) Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Pembinaan dan Pengembanga n Atlet Berprestasi Kabupaten / Kota L: 61 (31,61%) P: 132 (68,39%) Jumlah siswa yang menjadi juara lomba 1, 2, dan 3 tingkat kota / provinsi / nasional di Kota Surabaya: Siswa Laki- laki: 61 (31,61%) Siswa Perempuan: 132 (68,39%) Tersedianya siswa yang mendapat pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan formal L: 61 (31,61%) P: 132 (68,39%)
Output:
Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Pembinaan dan Pengembangan Atlet Berprestasi Kabupaten / Kota Laki-laki dari 61 (31,61%) menjadi 71 (33.33%) Perempuan dari 132 (68,39%) menjadi 142 (66.67%) Meningkatnya jumlah siswa yang menjadi juara lomba 1, 2, dan 3 tingkat kota / provinsi / nasional Laki-laki dari 61 (31,61%) menjadi 71 (33.33%) Perempuan dari 132 (68,39%) menjadi 142 (66.67%)
Outcome:
Tersedianya siswa yang mendapat pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan formal Laki-laki dari 61 (31,61%) menjadi 71 (33.33%) Perempuan dari 132 (68,39%) menjadi 142 (66.67%)