Langkah 1 | Langkah 2 | Langkah 3 | Langkah 4 | Langkah 5 | Langkah 6 | Langkah 7 | Langkah 8 | Langkah 9 |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis | Data Pembuka Wawasan | Isu Gender | Kebijakan dan Rencana Ke Depan | Pengukuran Hasil | ||||
Faktor Kesenjangan | Sebab Kesenjangan Internal | Sebab Kesenjangan Eksternal | Reformulasi Tujuan | Rencana Aksi | Data Dasar (Base-line) | Indikator Gender | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 |
Program:
Program Pengelolaan Pendidikan
Kegiatan:
1.01.02.2.01.23 Penyelenggaraan Proses Belajar dan Ujian bagi Peserta Didik
Sub Kegiatan:
1.01.02.2.01.23 Penyelenggaraan Proses Belajar dan Ujian bagi Peserta Didik
Tujuan Sub Kegiatan:
Terwujudnya Satuan Pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tujuan Kegiatan : Tujuan pelaksanaan Penyelenggaraan Proses Belajar dan Ujian bagi Peserta Didik |
Data Umum:
Jumlah peserta ujian nasional SD di Kota Surabaya : L: 23.462 (51,43%) P: 22.153 (48,57%)
Adanya kesamaan
akses untuk
mendapatkan
informasi tentang
Penyelenggaraan
Proses Belajar dan
Ujian bagi Peserta
Didik:
L: 23.462 (51,43%)
P: 22.153 (48,57%)
Jumlah siswa yang
mengikuti ujian
nasional SD:
Siswa Laki-laki:
23.462 (51,43%)
Siswa Perempuan:
22.153 (48,57%)
Pejabat pengampu
kegiatan
Eselon II :
L : 1
P : 0
Eselon III :
L : 1
P : 0
Eselon IV :
L : 0
P : 1
Tersedianya siswa
yang mendapat
pemerataan
aksesbilitas dan
kualitas pendidikan
formal
L: 23.462 (51,43%)
P: 22.153 (48,57%)
|
Akses:
Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang ujian SD. Namun jumlah siswa perempuan peserta ujian SD lebih rendah. Laki-laki: 51,43% Perempuan: 48,57%
Partisipasi:
Proporsi jumlah siswa yang menjadi peserta ujian SD lebih rendah perempuan daripada laki-laki.
Kontrol:
Pejabat pengawas Penyelenggaraan Proses Belajar dan Ujian bagi SD didominasi oleh laki- laki
Manfaat:
Proporsi siswa perempuan yang mendapatkan pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan formal lebih rendah |
1. Adanya keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM perihal Pembangunan pengarusutam aan Gender 2. Adanya keterbatasan anggaran. | 1. Adanya persepsi masyarakat bahwa Pendidikan untuk perempuan kurang penting. 2. Adanya anggapan di masyarakat tentang pencari nafkah utama didominasi laki- laki. | Meningkatkan kualitas Pendidikan | Penyelenggaraan Proses Belajar Dan Ujian Bagi Peserta Didik berupa: 1. sosialisasi peraturan ujian sekolah dan asesmen nasional 2. menyusun POS, peraturan ujian sekolah 3. menyusun soal asesmen nasional 4. Pendataan Sarpras IT yang dimiliki masing - masing satuan pendidikan 5. monitoring dan evaluasi ujian sekolah dan asesmen nasional | Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Penyelenggar aan Proses Belajar dan Ujian bagi Peserta Didik L: 23.462 (51,43%) P: 22.153 (48,57%) Jumlah siswa peserta ujian nasional SD: Siswa Laki- laki: 23.462 (51,43%) Siswa Perempuan: 22.153 (48,57%) Tersedianya siswa yang mendapat pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan formal L: 23.462 (51,43%) P: 22.153 (48,57%) |
Output:
Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Penyelenggaraan Proses Belajar dan Ujian bagi Peserta Didik Laki-laki dari 23.462 (51,43%) Menjadi 23.562 (51,43%) Perempuan dari 22.153 (48,57%) menjadi 22.253 (48,57%) Meningkatnya jumlah siswa yang menjadi peserta didik ujian SD: Laki-laki dari 23.462 (51,43%) Menjadi 23.562 (51,43%) Perempuan dari 22.153 (48,57%) menjadi 22.253 (48,57%)
Outcome:
Tersedianya siswa yang mendapat pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan formal: Laki-laki dari 23.462 (51,43%) Menjadi 23.562 (51,43%) Perempuan dari 22.153 (48,57%) menjadi 22.253 (48,57%) |