Gender Analysis Pathway
Dinas Pendidikan

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis Data Pembuka Wawasan Isu Gender Kebijakan dan Rencana Ke Depan Pengukuran Hasil
Faktor Kesenjangan Sebab Kesenjangan Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Reformulasi Tujuan Rencana Aksi Data Dasar (Base-line) Indikator Gender
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Program:
Program Rehabilitasi Sosial
Kegiatan:
1.06.04.2.01.08 Pemberian Akses ke Layanan Pendidikan dan Kesehatan Dasar
Sub Kegiatan:
1.06.04.2.01.08 Pemberian Akses ke Layanan Pendidikan dan Kesehatan Dasar
Tujuan Sub Kegiatan:
Tujuan Program: Terwujudnya Satuan Pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tujuan Kegiatan : Agar semua peserta didik mendapatkan akses pelayanan pendidikan yang sama sesuai dengan PP no 17 tahun 2010 pasal 32 ayat 2 bupati/walikota menetapkan kebijakan untuk menjamin peserta didik memperoleh akses pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang orang tua/walinya tidak mampu membiayai pendidikan, peserta didik pendidikan khusus, dan/atau peserta didik di daerah khusus
Data Umum:
Jumlah guru pendamping khusus tingkat SD di Kota Surabaya: L: 14 (17,72%) P: 65 (82,28%)
Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Pemberian Akses ke Layanan Pendidikan dan Kesehatan Dasar: L: 14 (17,72%) P: 65 (82,28%)
Jumlah guru pendamping khusus tingkat SD: Laki-laki: 14 (17,72%) Perempuan: 65 (82,28%)
Pejabat pengampu kegiatan Eselon II : L : 1 P : 0 Eselon III : L : 1 P : 0 Eselon IV : L : 0 P : 1
Tersedianya guru pendamping khusus tingkat SD L: 14 (17,72%) P: 65 (82,28%)
Akses:
Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Pemberian Akses ke Layanan Pendidikan dan Kesehatan Dasar. Namun jumlah guru pendamping khusus tingkat SD laki-laki lebih rendah. Laki-laki: 17,72% Perempuan: 82,28%
Partisipasi:
Proporsi jumlah guru pendamping khusus tingkat SD lebih rendah laki-laki daripada perempuan.
Kontrol:
Pejabat pengawas Pemberian Akses ke Layanan Pendidikan dan Kesehatan Dasar didominasi oleh laki-laki
Manfaat:
Proporsi guru pendamping khusus tingkat SD laki-laki yang mendapatkan pemerataan aksesbilitas dan kualitas pendidikan formal lebih rendah
1. Adanya keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM perihal Pembangunan pengarusutam aan Gender 2. Adanya keterbatasan anggaran. Adanya persepsi masyarakat bahwa guru pendamping inklusi didominasi perempuan karena mereka lebih telaten merawat anak- anak dan memiliki kepedulian yang tinggi. Meningkatkan kualitas Pendidikan Pemberian Akses ke Layanan Pendidikan dan Kesehatan Dasar berupa: 1. Pelatihan dan pembinaan pengajar 2. Pemberian transport untuk pengajar 3. Honorarium Guru Pendamping Khusus 4. Penyediaan perlengkapan untuk Pusat Layanan Disabilitas Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Pemberian Akses ke Layanan Pendidikan dan Kesehatan Dasar L: 14 (17,72%) P: 65 (82,28%) Jumlah guru pendamping khusus tingkat SD di Kota Surabaya: Laki-laki: 14 (17,72%) Perempuan: 65 (82,28%) Tersedianya guru pendamping khusus tingkat SD L: 14 (17,72%) P: 65 (82,28%)
Output:
Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang Pemberian Akses ke Layanan Pendidikan dan Kesehatan Dasar Laki-laki dari 14 (17,72%) menjadi 17 (20,00%) Perempuan dari 65 (82,28%) menjadi 68 (80,00%) Meningkatnya Jumlah guru pendamping khusus tingkat SD Laki-laki dari 14 (17,72%) menjadi 17 (20,00%) Perempuan dari 65 (82,28%) menjadi 68 (80,00%)
Outcome:
Tersedianya guru pendamping khusus tingkat SD Laki-laki dari 14 (17,72%) menjadi 17 (20,00%) Perempuan dari 65 (82,28%) menjadi 68 (80,00%)