Gender Analysis Pathway
Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis Data Pembuka Wawasan Isu Gender Kebijakan dan Rencana Ke Depan Pengukuran Hasil
Faktor Kesenjangan Sebab Kesenjangan Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Reformulasi Tujuan Rencana Aksi Data Dasar (Base-line) Indikator Gender
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Program:
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
Kegiatan:
Administrasi Tata Pemerintahan
Sub Kegiatan:
Fasilitasi Pelaksanaan Otonomi Daerah
Tujuan Sub Kegiatan:
Untuk mensosialisasikan program - program Pemerintah Kota kepada LPMK, RW dan RT sehingga dapat tersampaikan kepada warga kota Surabaya secara menyeluruh.
Data Umum:
Jumlah Kader yang menerima informasi terkait kegiatan Lomba Kader Pemberdayaan Masyarakat ( KPM ) di Kota Surabaya L :87 (14,08% ) P : 531 (85,92%)
Kader Pemberdayaan Masyarakat mengikuti kegiatan tingkat provinsi
Bentuk kegiatan yang diadakan oleh provinsi berupa lomba tingkat provinsi
Kader Pemberdayaan Masyarakat adalah perwakilan dari kecamatan kota Surabaya
Terdapat Koordinator KPM di setiap Kecamatan
Akses:
Adanya kesamaan akses untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan Kader Pemberdayaan Masyarakat ( KPM )
Partisipasi:
Jumlah anggota KPM laki-laki lebih rendah dari pada jumlah anggota KPM perempuan
Kontrol:
Penjabat pengawas penunjang kegiatan anggota KPM didominasi laki-laki
Manfaat:
Jumlah Kader laki-laki yang terpilih menjadi kader pemberdayaan masyarakat (KPM) lebih rendah dibandingkan dengan kader Perempuan. L: 3 orang (30%) P:7 orang (70%)
1. Adanya keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM perihal pembangunan Pengarusutamaan Gender 2. Kurangnya kemampuan anggota KPM dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait peran KPM untuk masyarakat 1. Anggapan masyarakat bahwa kegiatan KPM merupakan kegiatan sosial (sukarela) yang hanya cocok dilakukan oleh perempuan 2. Adanya anggapan tugas laki-laki yang utama adalah mencari nafkah 3. Adanya Sikap gengsi laki-laki untuk ikut serta dalam kegiatan Kader Pemerdayaan Masyarakat Mewujudkan pemerataan aksesbilitas dan kualitas Kader Pemberdayaan Masyarakat baik laki-laki maupun perempuan 1. Fasilitasi Pemberian sosialisasi terkait Kader Pemberdayaan Masyarakat 2. Pemberian hadiah berupa uang bagi KPM terbaik tingkat Kota Surabaya Jumlah Kader di Setiap Kelurahan yang menerima informasi terkait Kegiatan Lomba Kader Pemberdayaan Masyarakat Tingkat Kecamatan L : 5 (3,24 %) P : 149 (96,75%) Jumlah Kader kelurahan yang menerima informasi terkait Kegiatan Lomba Kader Pemberdayaan Masyarakat Tingkat Kota Surabaya L : 2 (6,45%) p : 29 (93,55%) Manfaat : Jumlah Kader laki-laki yang terpilih menjadi kader pemberdayaan masyarakat (KPM) lebih rendah dibandingkan dengan kader Perempuan. L: 3 orang (30%) P: 7 orang (70%)
Output:
1. Adanya Kesamaan akses untuk mendapatkan informasi terkait kegiatan Lomba Kader Pemberdayaan Masyarakat di Tingkat Kecamatan dengan presentase kader Perempuan 85,92 persen menjadi 96,75persen 2. Adanya Peningkatan akses untuk mendapatkan informasi terkait kegiatan Lomba Kader Pemberdayaan Masyarakat untuk Tingkat Kota Surabaya dengan presentase laki-laki 3,24persen menjadi 6,45persen dan Perempuan 96,75persen menjadi 93.55persen
Outcome:
Meningkatnya Kader laki-laki yang terpilih sebagai KPM berprestasi tingkat Kota Surabaya, dari tahun 2020 ke tahun 2021 L : dari 1 (10persen) orang menjadi 3 orang (30 persen) P : dari 9 (90 persen) orang menjadi 7 orang (70persen)