Langkah 1 | Langkah 2 | Langkah 3 | Langkah 4 | Langkah 5 | Langkah 6 | Langkah 7 | Langkah 8 | Langkah 9 |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis | Data Pembuka Wawasan | Isu Gender | Kebijakan dan Rencana Ke Depan | Pengukuran Hasil | ||||
Faktor Kesenjangan | Sebab Kesenjangan Internal | Sebab Kesenjangan Eksternal | Reformulasi Tujuan | Rencana Aksi | Data Dasar (Base-line) | Indikator Gender | ||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 |
Program:
Pembangunan Sarana Prasarana
Kegiatan:
PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA KELURAHAN KEBONSARI
Sub Kegiatan:
Pembuatan saluran, rehabilitasi Balai RW, dan rehabilitasi Gedung PAUD
Tujuan Sub Kegiatan:
• Mengurangi banjir, • memberikan fasilitas yang nyaman bagi warga yang mengadakan kegiatan di Balai RW dan • memberikan fasilitas yang nyaman bagi proses belajar mengajar anak-anak pra sekolah |
Data Umum:
Luas Wilayah Kelurahan Kebonsari : 77 Ha
Jumlah Warga Kelurahan Kebonsari
L= 5676
P= 4516
Jumlah RW = 3
Jumlah RT = 29
Lokasi penerima manfaat : RW. 1, 2, 3
|
Akses:
1. Tidak semua mendapatkan informasi terkait perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di wilayah Kelurahan Kebonsari 2. Kesempatan menerima informasi perempuan lebih rendah dari pada laki-laki. Dengan perbandingan Laki laki (30%) Perempuan (20%)
Partisipasi:
Proporsi jumlah Jumlah warga yang terlibat dalam kegiatan perencanaan dan monitoring pembangunan sarana prasarana wilayah lebih banyak laki-laki daripada perempuan dengan presentase laki-laki sebanyak 30 %, perempuan 20 %.
Kontrol:
Proporsi pejabat yang melakukan pengawasan terhadap kegiatan ini didominasi laki-laki. Eselon III: L=1 P=0, Eselon IV : L=1 P=6
Manfaat:
Proporsi Warga laki-laki yang mendapatkan Manfaat pembangunan sarana prasarana wilayah dan pemberdayaan masyarakat lebih tinggidari perempuan |
1. Tidak semua SDM dalam OPD paham tentang konsep Gender atau pembangunan responsif Gender. 2. Kurang tersedianya sarana prasarana untuk mendukung kesetaraan Gender. . | • Adanya persepsi masyarakat bahwa pembangunan sarana dan prasarana adalah tanggung jawab laki-laki. • Adanya anggapan bahwa perempuan lebih cocok menangani pekerjaan domestik | • Meningkatkan Pemenuhan pembangunan sarana prasarana wilayah dengan memberi lebih banyak kesempatan kepada perempuan agar terbentuk SDM yang memadai | Memberi pemahaman kepada Masyarakat terkait kesamaan gender • Memberikan edukasi dan pelatihan ketrampilan perencanaan pembangunan • Memberi kesempatan lebih banyak kepada perempuan terlibat dalam pelaksanaan pembangunanagar terbentuk SDM yang mempunyai daya saing | Banyaknya Jumlah warga yang terlibat dalam monitoring pembangunan sarana prasarana wilayah dengan perbandingan : Laki-laki (30%), Perempuan (20%) |
Output:
Meningkatnya partisipasi perempuan di bidang perencanaan, pelaksanaan, monitoring, pembangunan wilayah (2021) L=25(%) P=10 (%) Menjadi (2022) L= 30 (%) P=15(%)
Outcome:
Meningkatnya pemahaman dan daya saing perempuan tentang pembangunan sarana prasarana wilayah (2021) L= 25 (%) P=10(%) Menjadi (2022) L =30 (%) P=15 (%) |