Gender Analysis Pathway
Kecamatan Wiyung

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis Data Pembuka Wawasan Isu Gender Kebijakan dan Rencana Ke Depan Pengukuran Hasil
Faktor Kesenjangan Sebab Kesenjangan Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Reformulasi Tujuan Rencana Aksi Data Dasar (Base-line) Indikator Gender
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Program:
Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan
Kegiatan:
Pemberdayaan Kelurahan
Sub Kegiatan:
Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Balas Klumprik
Tujuan Sub Kegiatan:
Terlaksananya permberdayaan masyarakat di kelurahan.
Data Umum:
Data Umum sebagai berikut :
Pemberdayaan masyarakat di Kelurahan digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang meliputi pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan pendidikan dan kebudayaan, pengembangan usaha mikro kecil dan menengah, Lembaga Kemasyarakatan, ketentraman ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, serta penguatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana serta kejadian luar biasa lainnya.
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola tipe IV dengan dapat melibatkan Kelompok Masyarakat dan/atau Organisasi Masyarakat dengan mempertimbangkan asas-asas penyelenggaraan : kepastian hukum, transparansi, akuntabilitas, kemanfaatan, kecermatan.
Wilayah Kelurahan Balas Klumprik seluas 200,924 kmĀ² yang terdiri dari 8 RW (Rukun Warga) dan 40 RT (Rukun Tetangga).
Jumlah penduduk di Kelurahan Balas Klumprik sebanyak 14.237 orang, terdiri dari 7.144 orang laki-laki dan 7.092 orang perempuan.
Akses:
Adanya kesamaan peluang untuk mendapatkan permakanan.
Partisipasi:
4 dari 8 RW yang warganya mendapatkan permakanan.
Kontrol:
Kelompok perempuan, kaum marginal, dan disabilitas yang diharapkan berpartisipasi menjadi peserta belum sepenuhnya memberikan kontribusi terhadap kegiatan.
Manfaat:
Masih banyak kelompok perempuan, kaum marginal, dan disabilitas yang belum dapat merasakan manfaat dari pelaksanaan sub kegiatan pemberdayaan masyarakat di kelurahan.
1. Keterbatasan SDM yang memahami tentang permasalahan gender. 2. Kecenderungan bahwa isu gender belum dianggap sebagai hal penting yang harus ditangani secara seriys dan berkelanjutan. 1. Tidak ada yang menggantikan peran perempuan di rumah apabila mengikuti kegiatan Pemberdayaan Kelurahan. 2. Motivasi dari kelompok MBR untuk mengikuti kegiatan relatif rendah karena menganggap bahwa hal tersebut tidak akan berpengaruh secara instan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. - Meningkatkan peran perempuan tanpa meninggalkan fungsi, kodrat, dan kewajibannya sebagai perempuan yang seimbang di pekerjaan dan rumah tangga. - Meningkatkan kerjasama antara perempuan dan laki-laki dalam tugas tera/tera ulang dalam kaitannya untuk saling mengerti, memahami, dan membantu sesuai dengan kapasitas kemampuan masing-masing. Pemberian permakanan bagi warga MBR dengan kategori penyandang disabilitas dan penyakit tertentu, lanjut usia, dan anak yatim dan/atau piatu. Jumlah masyarakat yang mendapatkan permakanan sebanyak 119 orang dengan rincian : 1. Lansia = 72 orang 2. Paca = 31 orang 3. Yatim = 16 orang
Output:
Meningkatnya partisipasi perempuan yang tidak melepaskan harkat dan martabat perempuan, kelompok MBR, kaum marginal dan disabilitas dalam sub kegiatan pembangunan sarana dan prasarana kelurahan.
Outcome:
1. Terciptanya masyarakat yang maju, dinamis, dan sejahtera. 2. Berkurangnya jumlah warga MBR di Surabaya.