Gender Analysis Pathway
Kecamatan Jambangan

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis Data Pembuka Wawasan Isu Gender Kebijakan dan Rencana Ke Depan Pengukuran Hasil
Faktor Kesenjangan Sebab Kesenjangan Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Reformulasi Tujuan Rencana Aksi Data Dasar (Base-line) Indikator Gender
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Program:
PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN
Kegiatan:
PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA KELURAHAN KEBONSARI
Sub Kegiatan:
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KELURAHAN
Tujuan Sub Kegiatan:
Partisipasi Perempuan dalam Pelaksanaan Pembangunan Kelurahan kaitannya dengan pembagian peran, kedudukan dan tugas antara laki-laki dan perempuan suatu strategi yang menempatkan laki-laki dan perempuan pada posisi aktif sebagai aktor pembangunan
Data Umum:
Data Umum: Luas Wilayah Kelurahan Kebonsari : 77 Ha
Jumlah Warga Kelurahan Kebonsari L= 5.753 P= 5.843
Jumlah RW = 3
Jumlah RT = 28
Lokasi penerima manfaat : RW. 1, 2
Akses:
1. Tidak semua mendapatkan informasi terkait perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di wilayah Kelurahan Kebonsari 2. Kesempatan menerima informasi perempuan lebih rendah dari pada laki-laki. Dengan perbandingan Laki laki (27%) Perempuan (23%)
Partisipasi:
Proporsi jumlah Jumlah warga yang terlibat dalam kegiatan perencanaan dan monitoring pembangunan sarana prasarana wilayah lebih banyak laki-laki dari pada perempuan dengan presentase laki-laki sebanyak 27 %, perempuan 23 %.
Kontrol:
Pengetahuan masyarakat khususnya perempuan di Kelurahan Kebonsari masih kurang dalam hal control (evaluasi dan pemantauan pembangunan), sebagian besar perempuan belum memahami peran dan partisipasinya pada saat evaluasi dan pemantauan pembangunan yang ada di wilayah Kelurahan
Manfaat:
Proporsi Warga laki-laki yang mendapatkan Manfaat pembangunan sarana prasarana wilayah dan pemberdayaan masyarakat lebih tinggi dari perempuan
1. Tidak semua SDM dalam OPD paham tentang konsep Gender atau pembangunan responsif Gender. 2. Kurang tersedianya sarana prasarana untuk mendukung kesetaraan Gender. . 3. Waktu adalah kendala utama bagi partisipasi perempuan di Kelurahan Kebonsari, karena masih ada anggapan bahwa perempuan pada dasarnya adalah ibu rumah tangga yang harus memenuhi kewajiban dirumah sebagai seorang istri bagi suaminya, dan sebagai seorang ibu bagi anak-anaknya. Sehingga waktunya terbatas untuk mengikuti setiap kegiatan pembangunan, jadi perempuan tidak bisa ikut rapat sampai malam untuk membahas Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan (Musbangkel) 1. Adanya persepsi masyarakat bahwa pembangunan sarana dan prasarana adalah tanggung jawab laki-laki. 2. Adanya anggapan bahwa perempuan lebih cocok menangani pekerjaan domestik Meningkatkan Pemenuhan pembangunan sarana prasarana wilayah dengan memberi lebih banyak kesempatan kepada perempuan agar terbentuk SDM yang memadai 1. Memberi pemahaman kepada Masyarakat terkait kesamaan gender 2. Memberikan edukasi dan pelatihan ketrampilan perencanaan pembangunan 3. Memberi kesempatan lebih banyak kepada perempuan terlibat dalam pelaksanaan pembangunanagar terbentuk SDM yang mempunyai daya saing Banyaknya Jumlah warga yang terlibat dalam monitoring pembangunan sarana prasarana wilayah dengan perbandingan : Laki-laki (27%), Perempuan (23%)
Output:
Meningkatnya partisipasi perempuan di bidang perencanaan, pelaksanaan, monitoring, pembangunan wilayah (2024) L=26(%) P=22 (%) Menjadi (2025) L= 27 (%) P=23 (%)
Outcome:
Meningkatnya pemahaman dan daya saing perempuan tentang pembangunan sarana prasarana wilayah (2024) L= 26 (%) P=22(%) Menjadi (2025) L =27 (%) P=23 (%)