Gender Analysis Pathway
RSUD Bhakti Dharma Husada

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis Data Pembuka Wawasan Isu Gender Kebijakan dan Rencana Ke Depan Pengukuran Hasil
Faktor Kesenjangan Sebab Kesenjangan Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Reformulasi Tujuan Rencana Aksi Data Dasar (Base-line) Indikator Gender
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Program:
Program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Kegiatan:
Peningkatan Pelayanan BLUD
Sub Kegiatan:
Pelayanan dan penunjang Pelayanan BLUD
Tujuan Sub Kegiatan:
Meningkatnya Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD
Data Umum:
-Data Kunjungan IRJA, IRNA dan IGD -Data 10 Besar Penyakit Terbanyak di IRJA, IRNA dan IGD
- Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan berdasarkan jenis kelamin: a. Pasien laki-laki sebanyak 49.366 orang b. Pasien Perempuan sebanyak 64.244 - Data kunjungan Pasien Rawat Inap berdasarkan jenis kelamin a. Pasien laki-laki sebanyak 3.386 orang b. Pasien perempuan sebanyak 3.645 - Data Kunjungan Pasien IGD berdasarkan Jenis Kelamin a. Pasien laki-laki sebanyak 7.488 b. Pasien perempuan sebanyak 8.110
a. Data 10 besar Penyakit Rawat Jalan jenis kelamin laki-laki yaitu: Penyakit dalam 9718 , jantung 8.630, syaraf 5.704, rehabilitasi medik 3.164, mata 2.989, Paru 2.799, Jiwa 2.455, Orthopedi 2.167, Bedah Umum 2.056 dan Anak 1.723; jenis kelamin perempuan yaitu: Penyakit dalam 14.554, Jantung 9.030, Syaraf 7.396, Rehabilitasi Medik 7.161, Mata 3.295, Bedah Umum 3.104, Orthopedi 2.742, Paru 2.665, Jiwa 2.075 dan ISPA 2.035. b. Data 10 besar Penyakit Rawat Inap: coronavirus infection unspecified 1413 kasus, pneumonia unspecified 453 kasus, non insulin dependent diabetes mellitus with unspecified complications 288 kasus, diarrhea and gastroenteritis of presumed infectious origin 248 kasus, cerebral infarction unspecified 152 kasus, bronchopneumonia unspecified 136 kasus, anemia unspecified 114 kasus, dengue haemorrhagic fever 113 kasus, cerebral infarction due to thrombosis of cerebral arteries 101 kasus dan Respiratory tuberculosis unspecified, without mention of bacteriological or histological confirmation 97 kasus. c. Data 10 besar Penyakit IGD: Acute upper respiratory infections unspecified atau infeksi pernapasan atas akut 679 kasus, dyspepsia 601 kasus, diarrhea and gastroenteritis of presumed infections origin 406 kasus, asthma unspecified 222 kasus, vertigo of central origin 208 kasus, coronavirus infection unspecified 175 kasus, acute pharyngitis unspecified 144 kasus, essential (primary) hypertension 128 kasus, bronchitis notspecified as acute or chronic 125 kasus, dan urinary tract infection site not specified 104 kasus
-
-
Akses:
Tidak ada kesenjangan akses baik untuk laki – laki maupun untuk perempuan
Partisipasi:
- Baik laki – laki maupun perempuan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengikuti pelaksanaan kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) - Baik laiki – laki maupun perempuan memiliki kesempatan untuk melakukan pengobatan sesuai dengan diagnosa penyakitnya - Partisipasi dari petugas kesehatan yang tergabung dalam Tim PKRS untuk memberikan penyuluhan/ informasi kesehatan kepada pasien dan pengunjung RS -Perlunya produktifitas lansia penyandang Diabetes
Kontrol:
-Permenkes No 44 Tahun 2018 tentang Penyelenggara an Promosi Kesehatan Rumah Sakit -Adanya aturan RS terkait Hak dan Kewajiban Pasien yang tidak membedakan gender - Adanya Maklumat Pelayanan RS yang berlaku untuk semua gender
Manfaat:
- Memberikan informasi kesehatan kepada pengunjung rumah sakit baik pasien maupun keluarga pasien sehingga nantinya diharapkan mampu/ berdaya dalam mendukung perubahan perilaku serta menjaga dan meningkatakan kesehatan menuju pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal - Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu bagi semua lapisan masyarakat
- Masih kurang optimalnya kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan metode secara langsung dikarenakan satus pandemi Covid-19 belum dicabut. - Anggaran sub kegiatan pelayanan dan penunjang pelayanan BLUD bersumber dari pendapatan RS sehingga untuk realisasi anggaran belanja harus menyesuaikan dengan realisasi pendapatan RS - Kurangnya pengetahuan masyarakat terkait deteksi dini penyakit,upaya - upaya pencegahan penyakit dan pencegahan peningkatan mortalitas dan morbiditas penyakit -Faktor persepsi masyarakat bahwa lansia sudah bukan golongan produktif Meningkatnya Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD 1. Terlaksananya kegiatan PKRS baik di Rawat Jalan maupun Rawat Inap 2. Terlaksananya kegiatan Sosialisasi Kesehatan 3. Terlaksananya Kegiatan Senam Persatuan Diabetes Lansia (PERSADIA) 4. Terpenuhinya pemberian Obat, Bahan Habis Pakai Pasien 5. Terpenuhinya Pemberian Makanan dan Minuman Pasien 1. Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) baik di Rawat Jalan maupun Rawat Inap 2. Sosialisasi Kesehatan 3. Senam Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) 4. Pemberian Obat dan Bahan Habis Pakai kepada Pasien 5. Pemberian Makanan dan minuman Pasien rawat inap 1. Peningkatan Peserta Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) baik di rawat jalan maupun rawat inap 2. Peningkatan peserta sosailisasi kesehatan 3. Peningkatan peserta Senam PERSADIA 4. Jumlah pasien rawat jalan yang tertangani 5. Jumlah pasien rawat inap yang tertangani
Output:
Indikator Program: Persentase indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) RSUD Bhakti Dharma Husada yang mencapai target Indikator Kegiatan: Persentase Jenis Kebutuhan Operasional Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD di RS yang terpenuhi Indikator Sub Kegiatan: Jumlah BLUD yang Menyediakan Pelayanan dan Penunjang Pelayanan
Outcome:
Indikator Program: Persentase indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) RSUD Bhakti Dharma Husada yang mencapai target Indikator Kegiatan: Persentase Jenis Kebutuhan Operasional Pelayanan dan Penunjang Pelayanan BLUD di RS yang terpenuhi Indikator Sub Kegiatan: Jumlah BLUD yang Menyediakan Pelayanan dan Penunjang Pelayanan