Gender Analysis Pathway
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis Data Pembuka Wawasan Isu Gender Kebijakan dan Rencana Ke Depan Pengukuran Hasil
Faktor Kesenjangan Sebab Kesenjangan Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Reformulasi Tujuan Rencana Aksi Data Dasar (Base-line) Indikator Gender
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Program:
Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana Pertanian
Kegiatan:
Pengawasan Penggunaan Sarana Pertanian
Sub Kegiatan:
Pendampingan Penggunaan Sarana Pendukung Pertanian
Tujuan Sub Kegiatan:
Tersusunnya 4 Laporan Pendampingan Penggunaan Sarana Pendukung Pertanian
Data Umum:
Laporan yang disusun dalam rangka Pendampingan Penggunaan Sarana Pendukung Pertanian terdiri dari laporan:
1. Laporan Kegiatan Pelatihan Budidaya Tasapot (Tanaman Sayuran dalam Pot) 2. Laporan Kegiatan Pelatihan Budidaya Sayuran dengan Cara Hidroponik 3. Laporan Kegiatan Pelatihan Pengembangan Usaha 4. Laporan Kegiatan Diversifikasi Usaha
Kegiatan pelatihan Budidaya Tanaman Sayuran dalam Pot, Budidaya Hidroponik, Pengembangan Usaha dan Diversifikasi Usaha bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan pengetahuan masyarakat pembudidaya dan untuk mengembangkan usahanya baik dalam hal manajemen budidaya maupun manajemen pemasaran produk.
DATA TERPILAH: 1. Jumlah masyarakat yang menerima pelatihan budidaya tasapot (tanaman sayuran dalam pot) L: 52 orang (31%) P: 114 orang (69%) 2. Jumlah masyarakat yang menerima pelatihan budidaya sayuran dengan cara hidroponik L: 30 orang (18%) P: 138 orang (82%) 3 Jumlah masyarakat yang menerima pelatihan budidaya tabulampot (tanaman buah dalam pot) L: 62 orang (37%) P: 104 orang (63%)
-
Akses:
Peserta kegiatan mendapat akses berdasarkan usulan Kecamatan, PPL, dan Tim Urban Farming
Partisipasi:
Proporsi pembudidaya tanaman hortikultur yang mengikuti Pendampingan Penggunaan Sarana Pendukung Pertanian lebih tinggi perempuan 356 orang (71%) daripada laki-laki 144 orang (29%)
Kontrol:
Pejabat pengampu kegiatan - Eselon II P: 1 orang - Eselon III L: 1 orang Peserta mengikuti kegiatan undangan dari Dinas.
Manfaat:
Masyarakat yang teredukasi tentang budidaya tasapot, hidroponik, pengembangan usaha dan diversifikasi usaha secara baik dan benar sehingga bisa meningkatkan ketersediaan dan kualitas konsumsi produk pertanian.
1. Dinas tidak bisa menyelenggarakan kegiatan pelatihan secara optimal karena menyeseuaikan ketersediaan anggaran 2. Belum adanya mekanisme pelatihan yang mengatur partisipasi dan manfaat yang bisa diambil secara adil antara laki-laki dan perempuan 1. Adanya anggapan di masyarakat bahwa untuk menjadi pembudidaya tanaman hortikultura dilahan pekarangan lebih sesuai dilaksanakan oleh perempuan karena dianggap perempuan lebih telaten dan bisa menjadi pekerjaan sampingan/ hobby 2. Kurangnya kesadaran laki-laki untuk berbudidaya tanaman hortikultura dalam memanfaatkan lahan pekarangan. Penyusunan Laporan Kegiatan Pendampingan Penggunaan Sarana Pendukung Pertanian terdiri: 1. Laporan Kegiatan Pelatihan Budidaya Tasapot (Tanaman Sayuran dalam Pot) 2. Laporan Kegiatan Pelatihan Budidaya Sayuran dengan Cara Hidroponik 3. Laporan Kegiatan Pelatihan Pengembangan Usaha 4. Laporan Kegiatan Diversifikasi Usaha 1. Kegiatan Pelatihan Budidaya Tasapot (Tanaman Sayuran dalam Pot) 2. Kegiatan Pelatihan Budidaya Sayuran dengan Cara Hidroponik 3. Kegiatan Pelatihan Pengembangan Usaha 4. Kegiatan Pelatihan Diversifikasi Usaha - Penyediaan honorarium narasumber - Penyediaan transport untuk peserta pelatihan - Penyediaan sarana budidaya pertanian sebagai bahan pelatihan Pada tahun 2022: 1. Kegiatan pelatihan budidaya tasapot (tanaman sayuran dalam pot) telah dilaksanakan sebanyak 5 kali dengan diikuti lebih banyak perempuan (69%) daripada laki-laki (31%) 2. Kegiatan pelatihan budidaya sayuran dengan cara hidroponik telah dilaksanakan sebanyak 5 kali dengan diikuti lebih banyak perempuan (82%) daripada laki-laki (18%) 3. Kegiatan Pelatihan Budidaya Tabulampot (Tanaman Buah dalam Pot) telah dilaksanakan sebanyak 5 kali dengan diikuti lebih banyak perempuan (63%) daripada laki-laki (37%), namun pada tahun 2023 digantikan dengan pelatihan yang lain karena hasil budidaya tabulampot membutuhkan waktu yang cukup lama oleh masyarakat Surabaya. Tabulampot digunakan sebagai penghijauan sehingga sesuai hasil evaluasi warga kota Surabaya belum siap mengembangkan budidaya tabulampot sebagai alternatif sumber pendapatan. Pada tahun 2023 : 4. Kegiatan Pelatihan Pengembangan Usaha, dilaksanakan bertujuan untuk mengembangkan usahanya baik dalam hal manajemen budidaya maupun manajemen pemasaran produk yang bertujuan untuk meningkatkan nilai jual produk. 5. Kegiatan Pelatihan Diversifikasi Usaha, dilaksanakan bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan pengetahuan bagi pembudidaya dengan minat khusus maupun pembudidaya perkotaan yang ingin mengembangkan diversifikasi komoditasnya.
Output:
1. Terwujudnya Kegiatan pelatihan budidaya tasapot (tanaman sayuran dalam pot) telah dilaksanakan sebanyak 9 kali 2. Terwujudnya kegiatan pelatihan budidaya sayuran dengan cara hidroponik sebanyak 9 kali 3. Terwujudnya kegiatan pelatihan pengembangan usaha sebanyak 2 kali 4.Terwujudnya kegiatan pelatihan diversifikasi usaha sebanyak 2 kali • Terwujudnya kegiatan pengenalan budidaya pertanian perkotaan • Terwujudnya kegiatan pemberian sarana produksi budidaya pertanian perkotaan (bibit/benih, pupuk, obat tanaman, pot dan lain-lain) sebanyak 10 jenis Tersedianya: - honorarium narasumber untuk pelatihan sebesar Rp. 11.000.000 - Biaya Transport untuk peserta pelatihan sebesar Rp. 15.000.000 - Sarana budidaya pertanian sebagai bahan pelatihan Rp. 183.902.790
Outcome:
INDIKATOR SUB KEGIATAN - Jumlah pendampingan penggunaan sarana pendukung pertanian (4 Laporan) INDIKATOR KEGIATAN - Jumlah jenis sarana pertanian yang disediakan bagi pembudidaya pekarangan (10 Jenis) INDIKATOR PROGRAM - Jumlah pembudidaya pekarangan yang berproduksi konsisten degan hasil layak dipasarkan (30 orang)