Gender Analysis Pathway
Dinas Perhubungan

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis Data Pembuka Wawasan Isu Gender Kebijakan dan Rencana Ke Depan Pengukuran Hasil
Faktor Kesenjangan Sebab Kesenjangan Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Reformulasi Tujuan Rencana Aksi Data Dasar (Base-line) Indikator Gender
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Program:
Penyelenggaraan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (LLAJ)
Kegiatan:
Penyediaan Perlengkapan Jalan di Jalan Kabupaten/Kota
Sub Kegiatan:
Penyediaan Perlengkapan Jalan di Jalan Kabupaten/Kota
Tujuan Sub Kegiatan:
Penataan ruang, infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan memperhatikan daya dukung kota. Meningkatkan keselamatan lalu lintas bagi pejalan kaki.
Data Umum:
Jumlah PCTL di Kota Surabaya: 233 Lokasi
Jumlah Penduduk Kota Surabaya: (*BPS Kota Surabaya) Tahun 2020 L: 1.474.330 (49,6 persen) P: 1.496.970 (50,4 persen) Jumlah Laka Lantas Pejalan Kaki: (*Polrestabes Kota Surabaya) 2021 (Jan-Des) : 100 L : 67 (67 persen) P : 36 (36 persen) 2022 ( Jan-Jun) : 72 L : 37 (51 persen) P : 35 (49 persen)
Jumlah Petugas Pemeliharaan PCTL: L: 21 P: 0
Jumlah Perencana Penyediaan PCTL: L: 10 P: 3
Jumlah PNS eselon III: L: 1 P: 0
Akses:
Adanya kesamaan akses bagi masyarakat perempuan dan laki-laki terhadap penggunaan PCTL.
Partisipasi:
Proporsi partisipasi pejalan sama bagi laki-laki dan perempuan, namun jumlah kecelakaan pejalan kaki laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, dengan perbandingan (2021) laki-laki 67 persen dan perempuan 36 persen.
Kontrol:
Proporsi kontrol kewenangan terhadap penyediaan PCTL didominasi laki-laki.
Manfaat:
Proporsi manfaat keselamatan pejalan kaki dengan adanya PCTL bagi perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, dengan perbandingan angka kecelakaan pejalan kaki (2021) laki-laki 67 persen dan perempuan 36 persen.
Pejabat Pengambil Kebijakan pada Dinas Perhubungan lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Petugas Pemelihara peralatan dan pelaksana pekerjaan lebih didominasi oleh Laki-laki. Tidak semua pengambil keputusan dan perencana memahami konsep kesetaraan dan keadilan gender. Kurangnya kompetensi perencana penyediaan perlengkapan jalan untuk melakukan analisis gender. Masih adanya anggapan kuat di masyarakat bahwa pemegang kontrol kewenangan lebih diutamakan laki-laki daripada perempuan, karena perilaku laki-laki lebih rasional serta tegas daripada perempuan. Atas hasil konstruksi sosial dan budaya di Indonesia, laki-laki berperan sebagai pencari nafkah utama yang bekerja di luar rumah. Sehingga angka mobilitas laki-laki terutama di jalan lebih tinggi dari pada perempuan yang berperan pada sektor domestik (kerumahtanggaan). Meningkatkan keselamatan lalu lintas bagi pejalan kaki baik perempuan maupun laki-laki. Sosialisasi keselamatan lalu lintas pejalan kaki tentang pentingnya menyeberang menggunakan PCTL yang sudah disediakan. Jumlah Penduduk Kota Surabaya : L: 1.474.330 (49,6 persen) P: 1.496.970 (50,4 persen) Jumlah Laka Lantas Pejalan Kaki : 2021 (Jan-Des) : 100 L : 67 (67 persen) P : 36 (36 persen) 2022 (Jan-Jun) : 72 L : 37 (51 persen) P : 35 (49 persen) Jumlah Petugas Pemeliharaan PCTL tahun 2022 : L: 22 P: 0 tahun 2021: L: 21 P: 0 Jumlah Perencana Penyediaan PCTL tahun 2022 : L: 10 P: 3 tahun 2021 : L: 10 P: 3
Output:
Menurunnya angka kecelakaan lalu lintas bagi pejalan kaki baik perempuan maupun laki-laki. L : P dari 67% : 36% menjadi 51 persen : 49 persen
Outcome:
Menurunnya kesenjangan perbandingan presentase kecelakaan pejalan kaki laki-laki dan perempuan (2021-2022)