Gender Analysis Pathway
Inspektorat

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis Data Pembuka Wawasan Isu Gender Kebijakan dan Rencana Ke Depan Pengukuran Hasil
Faktor Kesenjangan Sebab Kesenjangan Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Reformulasi Tujuan Rencana Aksi Data Dasar (Base-line) Indikator Gender
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Program:
Program Perumusan Kebijakan, Pendampingan Dan Asistensi
Kegiatan:
Pendampingan dan Asistensi
Sub Kegiatan:
Pendampingan dan Asistensi Urusan Pemerintahan Daerah
Tujuan Sub Kegiatan:
Meningkatnya Pendampingan dan Asistensi serta pembinaan terkait pengarusutamaan gender
Data Umum:
Jumlah Pegawai di Inspektorat : Laki-laki = 34 org, Perempuan = 22 org
Pejabat Struktural : L = 5 org, P = 1 org Eselon II : L = 1 org (inspektur) Eselon III :L = 4 org (Khusus, I,II dan III), P = 1 org Eselon IV : L = 1 org (kasubbag)
Jumlah Fungsional Auditor L=11 org (45,83%), P =13 org(54,17%) Auditor Irban Khusus terdiri dari : L = 4 org, P = 2 org Auditor Irban I terdiri dari : L=2 org, P = 4org Auditor Irban II terdiri dari : L= 4 org, P = 2 org Auditor Irban III terdiri dari : L = 1 org, P = 5 org Staf Sekretariat (ASN) : L = 18 P = 8 Jumlah auditor yang tersertifikasi: L: 11 P: 13 Auditor yang telah mengikuti pelatihan terkait PPRG L: 2 P: 0
Jumlah OPD lingkup Pemerintah Kota Surabaya 63 Dinas = 22 Bagian = 6 Badan = 4 RSUD = 2 Kecamatan = 31 Pejabat OPD di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya: Perempuan = 176 Laki-laki = 218
Jenis kegiatan yang dilaksanakan auditor: 1. Pendampingan 2. Asistensi 3. Pembinaan
Akses:
Adanya kesamaan akses untuk terlibat dalam Pendampingan dan Asistensi.
Partisipasi:
Partisipasi auditor yang melaksanakan pendampingan dan asistensi didominasi oleh laki-laki karena telah mengikuti pelatihan dan memahami konsep gender.
Kontrol:
Pejabat yang mengampu kegiatan ini lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan
Manfaat:
Kegiatan ini lebih banyak perempuan yang mendapatkan manfaat dari Pendampingan dan Asistensi serta Pembinaan tersebut.
Masih minimnya auditor perempuan yang memahami perencanaan penganggaran responsif gender dalam pengawasan Adanya anggapan bahwa perempuan lebih menguasai dalam perbendaharaan dibandingkan perencanaan yang responsif gender. Meningkatnya Pendampingan dan asistensi serta pembinaan urusan Pemerintah Daerah yang responsif gender 1. Pendampingan dan asistensi melalui e -Audit 2. Meningkatkan jumlah auditor yang memahami PPRG 3. Penugasan reviu dokumen PPRG untuk keterlibatan semua auditor Persentase Penanganan Tata Kelola Administrasi Keuangan Wilayah I, II, III, IV Tahun 2021 adalah 100 % Jumlah auditor yang terlibat dalam reviu dokumen PPRG Tahun 2021: L =2 org (100%), P =0 org (0,00%) Jumlah auditor yang mengikuti pelatihan PPRG L: 2 P: 0
Output:
Output : Jumlah frekuensi pelaksanaan pengawasan keuangan 60 kali
Outcome:
Jumlah auditor yang terlibat dalam reviu dokumen PPRG dari : Tahun 2021: L= 2 org (100%) P = 0 org (0%) menjadi Tahun 2022: L = 5 org (71,43%), P = 2 org (28,57%) Jumlah auditor yang mengikuti pelatihan PPRG Tahun 2021 L: 2 P: 0 Menjadi Tahun 2022 : L = 2 org (50%) P = 2 org (50 %)