Gender Analysis Pathway
RSUD Dr. Mohamad Soewandhie

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis Data Pembuka Wawasan Isu Gender Kebijakan dan Rencana Ke Depan Pengukuran Hasil
Faktor Kesenjangan Sebab Kesenjangan Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Reformulasi Tujuan Rencana Aksi Data Dasar (Base-line) Indikator Gender
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Program:
Meningkatkan mutu SDM.
Kegiatan:
Peningkatan kinerja SDM kesehatan rumah sakit.
Sub Kegiatan:
Peningkatan kinerja SDM rumah sakit.
Tujuan Sub Kegiatan:
Meningkatnya kompetensi SDM rumah sakit baik perempuan atau laki-laki.
Data Umum:
Penduduk laki-laki kota surabaya 1.570.539 (2019) Penduduk perempuan kota surabaya 1.588.404 (2019)
Adanya kesamaan kesempatan untuk mendapatkan pelatihan (mutu, waktu, dll) bagi SDM rumah sakit. Jumlah SDM laki-kali sebanyak 447 (41.85 persen) Jumlah SDM perempuan sebanyak 647 (59.14 persen)
Jumlah SDM rumah sakit yang mendapatkan pelatihan terdiri dari Jumlah SDM laki-kali sebanyak 447 (41.85 persen) Jumlah SDM perempuan sebanyak 647 (59.14 persen)
pejabat pegawas kegiatan terdiri dari Aselon II terdiri dari perempuan 1 orang dan laki-laki 0 (tidak ada) Aselon III terdiri dari perempuan 1 orang dan laki-laki 1 orang Aselon IV terdiri dari perempuan 1 orang dan laki-laki 0 (tidak ada)
Jumlah SDM yang telah mendapatkan pelatihan adalah sebagai berikut Jumlah SDM laki-kali sebanyak 447 (41.85 persen) Jumlah SDM perempuan sebanyak 647 (59.14 persen)
Akses:
Adanya kesamaan kesempatan NAmun jumlah SDM laki-laki (41.85 persen) masih rendah dair pada perempuan (59.14 persen)
Partisipasi:
Proporsi jumlah SDM laki-laki yang mendapatkan pelatihan masih rendah (41.85 persen)
Kontrol:
Proporsi pengawas kegiatan peningkatan kinerja SDM rumah sakit didominasi oleh perempuan.
Manfaat:
Proporsi Jumlah SDM laki-laki yang terpenuhi mendapatkan pelatihan masih lebih rendah dibandingkan perempuan
1.SDM 2. Budaya organisasi 3. Produk hukum 4. Sarana Prasarana Belum optimalnya pemahaman SDM tentang pembangunan responsif gender 1. Beban ganda 2. Subordinasi marjinalisasi 3. Stereotype a. minimnya nimat untuk mengikuti pelatihan peningkatan kinerja SDM rumah sakit yang menyebabkan kurangnya partisipasi untuk menunjang peningkatan kinerja. b. Kurangnya kesadaran SDM akan pentingnya pelatihan untuk menunjang/meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan tugas pelayanan. 1. Terlaksananya pemenuhan kebutuhan peningkatan kinerja SDM rumah sakit yang tepat dan sesuai kompetensi 2. Terpenuhinya kebutuhan peningkatan kinerja bagi SDM rumah sakit bail perempuan atau laki-laki 1. Pengaturan jadwal peningkatan kinerja SDM rumah sakit. 2. Pelaksanaan pelatihan peningkatan kinerja SDM rumah sakit. 3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemenuhan kebutuhan peningkatan kinerja SDM rumah sakit. Adanya kesamaan penanganan (Mutu, waktu, dll) pemenuhan kebutuhan peningkatan kinerja SDM rumah sakit, terdiri dari laki-laki 447 orang (41,85 persen) dan perempuan 647 orang (59.14 persen) Jumlah SDM rumah sakit yang mendapatkan pemenuhan kebutuhan kinerja SDM rumah sakit terdiri dari Laki-laki 447 orang (41.85 persen) dan perempuan 647 orang (59.14 persen)
Output:
Meningkatnya pemenuhan kebutuhan peningkatan kinerja SDM rumah sakit, Laki-laki dari 428 menjadi 447 orang (4.25 persen) dan perempuan dari 605 menjadi 647 orang (6.49 persen)
Outcome:
Tercapianya jumlah pemenuhan kebutuhan peningkatan kinerja SDM rumah sakit laki-laki, dari dari 428 menjadi 447 orang (4.25 persen) dan perempuan dari 605 menjadi 647 orang (6.49 persen)