GENDER BUDGET STATEMENT (GBS)
Kecamatan Sawahan

NAMA PERANGKAT DAERAH Kecamatan Sawahan
UNIT ORGANISASI Kecamatan Sawahan
TAHUN ANGGARAN 2022
PROGRAM Penurunan Stunting di Kecamatan Sawahan
KEGIATAN Pembinaan dan Sosialisasi pemantapan Keluarga Sadar Gizi
SUB KEGIATAN Pembinaan dan Sosialisasi pemantapan Keluarga Sadar Gizi dalam Upaya Penurunan Prevelen Anak Kurang Gizi dan Stunting
TUJUAN SUB KEGIATAN Upaya Mencegah dan Mengurangi Jumlah Stunting
KODE SUB KEGIATAN 0
ANALISIS SITUASI
  1. Data Pembuka wawasan
    • Jumlah Anak Stunting di Kecamatan Sawahan yang difasilitasi Dinas Kesehatan atau Puskesmas, Kader Posyandu adalah Kel Petemon: 11 Anak, Kel Banyu Urip 6 anak, Kel Sawahan 5 anak, Kel Putat Jaya 12 anak, Kel Kupang Krajan 6 anak. Total 49 Anak
    • Kelompok TPK Kecamatan Sawahan 2022 (Tim Pendamping Keluarga) Untuk Permasalahan Stunting Sebagai Berikut : Kel Petemon 30 tim 90 Orang, Kel Sawahan 20 Tim 60 orang, Kel Banyu Urip 40 Tim 120 Orang, Kel Kupang Krajan 25 tim 75 orang, Kel Putat Jaya 40 tim 120 orang, Kel Pakis 25 Tim 75 Orang Total 540 Orang
    • Jumlah Kader Posyandu yang memantau dan membantu mengatasi maslaah bayi stunting terbagi menjadi tiga yaitu kader ibu melahirkan dan nifas, kader ibu hamil, dan kader balita berikut jumlahnya: 1. Kader Ibu Melahirkan dan Nifas 475, Kader Ibu Hamil 377, Kader Balita 1.474
    • Jumlah Kader Wanita yang menangani stunting hampir 99% Perempuan
    • Permasalahan stunting rata-rata karena faktor ekonomi dan tidak tahunya ibu mengenai gizi anak dari mulai janin hingga usia bayi 2 tahun
  2. Isu dan Faktor Kesenjangan Gender
    1. Faktor Kesenjangan :
      Akses:
      Adanya akses untuk para laki-laki mengetahui atau ikut berperan aktif dalam upaya menurunkan stunting teta[i, kurangnya akses dan peminatnya yang sedikit. Dimana hampir 99% kader di Surabaya terutama pengurus stunting berjenis kelamin perempuan.
      Partisipasi:
      Kurangnya pemahaman ibu-ibu muda deteksi dini dari kandungan janin yang mengalami stunting, kurangnya partisipasi perempuan yang muda.
      Kontrol:
      Pejabat pengawas kegiatan dari puskesmas dan kecamatan yang telah dibentuk dalam surat keputusan yang dibuat oleh camat sawahan. sesuai dengan kebutuhan program kerja.
      Manfaat:
      1. Penerima bantuan dan juga pengawasan yang dilakukan kelompk pendamping keluarga kebanyakan anak yang sering ke posyandu dan yang sering ke puskesmas, sedangkan anak yang tergorong tidak mampu dan juga minimnya pengetahuan tentang perkembangan anak tidak memperdulikan hal tersebut. 2. Proporsi pengurus stunting laki-laki sangat rendah 3. Banyak calon pengantin, ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu memiliki anak usia dibawah 2 tahun mengenai mencegah stunting dan tanda-tanda anak tersebut stunting 4. masih ada para orang tua yang merasa pengobatan untuk anak yang stunting memerlukan biaya mahal, bahwa biaya bisa ditanggung BPJS
    2. Sebab Kesenjangan Internal :
      1. Kepengurusan dan partisipasi mengenai stunting masih membawa stigma mengenai pengurusan anak hanya dilimpahkan kepada wanita yang seharusnya kedua orangtuanya berperan 2. Pemahaman bahwa pekerjaan tersebut dilakukan oleh ibu-ibu yang lebih tua sehingga para ibu muda kurang berminat karena dianggap ketinggalan zaman atau tidak modern. 3. Masih kurangnya pemahaman calon orang tua perkembangan anak saat janin karenakan masih banyak pengantin yang muda dan usianya belum cukup matang mengetahu pola perkembangan dan pertumbuhan anak 4. Masih kurang pemahaman personil terhadap gender dalam kebijakan yang ada 5. Bantuan untuk anak stunting atau ibu hamil yang memerlukan vitamin atau susu terkadang masih lama prosesnya misal pemberian susu untuk ibu hami yang kurang cepat sehingga ibu tersebut sudah melahirkan.
    3. Sebab Kesenjangan Eksternal :
      1. Adanya [ersepsi orang-orang emngenai pengatahuan tentang gizi anak hanya untuk dokter saja dan anak yang sakit 2. Adanya persepsi masyarakat jika makanan anak terpenuhi maka baik-baik saja yang seharusnya memerlukan vitamin dan lain-lain 3. Adanya persepsi masyarakat jika kekerunganan gizi atau stuntung hanya orang-orang memiliki ekonomi rendah 4. Adanya persepsi bahwa laki-laki mencari nafkah dan perempuang mengurus anak 5. Adanya pemikirian ibu-ibu yang lebih tua pengurus stuntung sehingga para ibu muda kurang berminat karena dianggap ketinggalan zaman atau tidak modern 6. Kurangnya kesadaran generasi muda yang belum menikah menjadi motor penggerak dalam mengatasi pravalen stunting 7. Rendahnya peminat pengurus posyandu muda mengenai stunting 8. Belum adanya anggaran yang mecukupi untuk kegiatan tersebut.
CAPAIAN SUB KEGIATAN
  1. Tolak Ukur :
    1. Menignaktkan peran serta generasi muda/ibu-ibu muda untuk bergabung dalam giat penurunan stunting dan menurunkan AKI dan AKB 2. Membuka tanpa syarat unruk bergabung dalam penurunan stunting 3. Membuat poster atau karya yang membujuk dan informatid di media sosial oleh generasi muda dan ibu-ibu muda mengenai pencegahan stunting dan penurunan stunting 4. Membuat aplikasi untuk ibu yang hamil hingga anak berusaia kurang dari 2 tahun unuk mengecek perkembangan kondisi anak dan ibu serta adanya konsultasi online dalam aplikasi tersebut.
  2. Indikator dan Target Kinerja :
    Output: 1. Bertambahnya pengurus posyandu dan juga pendamping anak stunting yang muda untuk membantu suksesnya penurunan stunting dengan konsep jaman sekarang 2. Adanya pengurus posyandu atau pemantauan stunting yaitu laki-laki untuk bisa memberikan edukasi kepada sang ayah maupun ibunya
    Outcome: 1. Meningkatnya pengatahuan para ayah dan ibu yang masih muda mengenai stunting yaitu deteksi dini, pencegahan, dan langkah2 yang harus dilakukan 2. Mayoritas stunting pada kelaurga ekonomi rendah dan juga kurangnya ilmu tentang stunting maka perlu membuat kelompok khusus untuk mendapingi ibu hamil di kalangan tersebut
JUMLAH ANGGARAN SUB KEGIATAN(Rp.) 0
RENCANA AKSI
Aktivitas 1 Pembinaan dan Sosialisasi pemantapan Keluarga Sadar Gizi dalam Upaya Penurunan Prevelen anak Kurang Gizi dan Stunting
INDIKATOR OUTCOME / DAMPAK / HASIL SECARA LUAS Output:
1. Bertambahnya pengurus posyandu dan juga pendamping anak stunting yang muda untuk membantu suksesnya penurunan stunting dengan konsep jaman sekarang 2. Adanya pengurus posyandu atau pemantauan stunting yaitu laki-laki untuk bisa memberikan edukasi kepada sang ayah maupun ibunya
Outcome:
1. Meningkatnya pengatahuan para ayah dan ibu yang masih muda mengenai stunting yaitu deteksi dini, pencegahan, dan langkah2 yang harus dilakukan 2. Mayoritas stunting pada kelaurga ekonomi rendah dan juga kurangnya ilmu tentang stunting maka perlu membuat kelompok khusus untuk mendapingi ibu hamil di kalangan tersebut