NAMA PERANGKAT DAERAH
|
Dinas Kesehatan |
UNIT ORGANISASI
|
Dinas Kesehatan |
TAHUN ANGGARAN
|
2021 |
PROGRAM
|
Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP} dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) |
KEGIATAN
|
Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan UKP Rujukan Tingkat Daerah Kabupaten/ Kota |
SUB KEGIATAN
|
Pelayanan Kesehatan Penyakit Menular dan Tidak Menular |
TUJUAN SUB KEGIATAN
|
1. Meningkatkan penemuan kasus TBC
2. Meningkatkan angka keberhasilan |
KODE SUB KEGIATAN
|
Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat / 1.02.02 |
ANALISIS SITUASI
|
-
Data Pembuka wawasan
- Jumlah kasus TBC yang ditemukan dan diobati berdasarkan jenis kelamin dalam 3 (tiga) tahun terakhir :
Tahun 2018
Laki-laki : 3.768 kasus (53,77 persen) dan Perempuan : 3.239 kasus (46,23 persen)
Total : 7.007 kasus
Tahun 2019
Laki-laki : 4.256 kasus (53,53 persen) dan Perempuan : 3.694 kasus (46,47 persen)
Total : 7.950 kasus
Tahun 2020
Laki-laki : 2.305 kasus (55,53 persen)
Perempuan: 1.846 kasus (44,47 persen)
Total : 4.151 kasus
- Fasyankes Jejaring Kerja Program P2-TBC
Puskesmas: 63
RS : 59 (DOTS :35, Non DOTS :24)
Klinik : 51
Laboratorium : 20
Apotek : 10
Dokter Praktik Mandiri (DPM) : 553
- -
- -
- -
- Isu dan Faktor Kesenjangan Gender
- Faktor Kesenjangan :
Akses:
Pasien TBC laki-laki dan perempuan sama-sama mempunyai kemudahan dalam mengakses pelayanan pengobatan di fasyankes dan pemberian pendampingan pengobatan oleh Kader Satgas TBC Kecamatan/Kelurahan dan Peer Educator (PE)
Partisipasi:
1. Jumlah pasien TBC yang diobati lebih banyak Iaki-Iaki dibandingkan perempuan karena laki-laki mempunyai faktor risiko penularan yang lebih tinggi dlbandingkan perempuan (umumnya perokok dan mobllisasi tinggi)
2. Jumlah pasien putus berobat lebih banyak laki-laki dibandlngkan perempuan
L : 276 orang
P : 169 orang
Total : 445 orang
3. Jumlah pasien TBC yang sembuh dan pengobatan lengkap lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan
L : 3.795 orang
P : 3.378 orang
Total : 7.173 orang
Kontrol:
1. Kader Satgas TBC Kecamatan aktif:
L : 1 orang
P : 27 orang
Total : 28 orang
2. Eader Satgas TBC Kelurahan aktif
L : 7 orang
P : Z82 orang
Total : 289 orang
3. Peer Educator (PE) Aktif
L : 6 orang
P : 9 orang
Total : 15 orang
4. Jumlah pendamping aktif berdasarkan jenis kelamin lebih banyak perempuan dibandingkan laki- laki
Manfaat:
Pasien TBC Iakl-laki maupun perempuan memperoleh manfaat yang sama dalam kegiatan :
1. Skrining penemuan kasus TBC di masyarakat melalui kegiatan Cak dan Ning 1-20 (Lacak dan Skrining 1 Kasus TBC 20 Kontak di Sekitarnya)
2. Pendampingan pengobatan pasien TBC sampai Sembuh oleh Kader Satgas TBC Kecamatan/Kelurahan dan Peer Educator (PE)
- Sebab Kesenjangan Internal :
Sarana dan prasarana tersedianya:
1. Alat Tes Cepat Molekuler (TCM) sebanyak 24 buah yang tersebar di 24 fasyankes
2. APD
3. Media KIE
Anggaran:
1. Anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan obat dan vaksin cukup besar
2. Dukungan anggaran melalui APBN, APBd dan lembaga donor (NFM-GF TB)
SDM:
Petugas kesehatan di fasyankes dalam program P2P-TBC meliputi:
1. Puskesmas 386 orang
L : 72 orang
P : 314 orang
2. RS DOTS 287 orang
L : 72 orang
P : 254 orang
- Sebab Kesenjangan Eksternal :
1. Pembatasan pada masa pandemi Covid 19 untuk mengurangi paparan dan risiko transmisi baik untuk masyarakat itu sendiri maupun bagi tenaga kesehatan atau non kesehatan di fasyankes
2. Adanya intervensi dalam pengobatan TBC dari pihak keluarga (khususnya dari pihak Ayah karena perannya sebagai kepala keluarga/suami)
3. Masih adanya stigma di masyarakat bagi pasien TBC
4. Adanya diskriminasi bagi pasien TBC di tempat kerja (PHK)
5. Masih adanya pemahaman bahwa masalah TBC adalah urusan orang kesehatan.
6. Kurangnya pemahaman masyarakat bahwa pencegahan jauh lebih mudah dan murah daripada pengobatan.
|
CAPAIAN SUB KEGIATAN
|
-
Tolak Ukur :
1. Meningkatkan penemuan kasus TBC
2. Meningkatkan angka keberhasilan pengobatan kasus TBC dengan berkeadilan gender
-
Indikator dan Target Kinerja :
Output: 1. Pelayanan kesehatan pada terduga TBC sebesar 54.422 orang (Indikator SPM, target
100 persen)
2. Meningkatnya penemuan kasus TBC (target = 10.078 kasus)
3. Case Detection Rate (CDR) sebesar 91 persen
4. Case Notification Rate (CNR) sebesar 348 per 100.000 penduduk
5. Angka Keberhasilan Pengobatan seluruh pasien TBC >90 persen
Outcome: 1. Meningkatkan penemuan kasus TBC
2. Meningkatkan angka keberhasilan
|
JUMLAH ANGGARAN SUB KEGIATAN(Rp.)
|
1452816000 |
RENCANA AKSI
|
Aktivitas 1 |
Pelaksanaan advokasi dan penyuluhan TBC kepada masyarakat oleh Satgas TBC Kecamatan dan Kelurahan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. |
Aktivitas 2 |
Monitoring dan evaluasi rutin secara daring setiap bulan dan 3 bulan sekali |
Aktivitas 3 |
Pendampingan pengobatan bagi pasien TBC/TBC MDR sampai sembuh. |
Aktivitas 4 |
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi pasien TBC dan petugas berisiko. |
Aktivitas 5 |
Pelaksanaan kegiatan active case finding yang terintegrasi dengan kegiatan tracing COVID- 19 (termasuk suspek COVID- 19) dengan melibatkan peran lintas sektoral di masing-masing wilayah di masa pandemi. |
Aktivitas 6 |
Pelaksanaan kontak tracing pada pasien TBC sekallgus penilaian kualitas lingkungan tempat tinggal dan sosial ekonomi. |
Aktivitas 7 |
Pelaksanaan kegiatan Investigasi Kontak (IK) melalui gerakan Cak dan Ning 1-20 berdasarkan data surveilans TBC Fasyankes dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat |
|
INDIKATOR OUTCOME / DAMPAK / HASIL SECARA LUAS
|
Output:
1. Pelayanan kesehatan pada terduga TBC sebesar 54.422 orang (Indikator SPM, target
100 persen)
2. Meningkatnya penemuan kasus TBC (target = 10.078 kasus)
3. Case Detection Rate (CDR) sebesar 91 persen
4. Case Notification Rate (CNR) sebesar 348 per 100.000 penduduk
5. Angka Keberhasilan Pengobatan seluruh pasien TBC >90 persen
Outcome:
1. Meningkatkan penemuan kasus TBC
2. Meningkatkan angka keberhasilan
|