NAMA PERANGKAT DAERAH
|
Kecamatan Wonocolo |
UNIT ORGANISASI
|
Kecamatan Wonocolo |
TAHUN ANGGARAN
|
2025 |
PROGRAM
|
Program PemberdayaanMasyarakat Desa Dan Kelurahan |
KEGIATAN
|
Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Bendul Merisi |
SUB KEGIATAN
|
Meningkatkan kapasitas Pokmas dan Ormas yang Melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan |
TUJUAN SUB KEGIATAN
|
Meningkatkan kapasitas Pokmas dan Ormas yang Melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan |
KODE SUB KEGIATAN
|
7.01.03.2.02.0003 |
ANALISIS SITUASI
|
-
Data Pembuka wawasan
- • Jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Bendul Merisi : 17.316
L : 8.448
P : 8.868
- • Jumlah RT tahun 2024: 58 Orang
L : 49 orang
P : 09 orang
- • Jumlah RW tahun 2024 : 12 orang
L : 12 orang
P : 0 orang
- Jumlah Ormas di Kelurahan :
• KSH : 165 orang
L : 0
P : 165
- KSH : 165 orang
L : 0
P : 165
- Isu dan Faktor Kesenjangan Gender
- Faktor Kesenjangan :
Akses:
Dalam hal berkegiatan di RT dan RW dapat diikuti oleh laki-laki dan perempuan
Partisipasi:
Lebih Banyak Perempuan yang mendominasi kegiatan daripada laki-laki dengan perbandingan
Kontrol:
Masyarakat dapat hadir sesuai atas kehendak / inisiatif sendiri untuk mengikuti Kegiatan
Manfaat:
Kegiatan lebih banyak
- Sebab Kesenjangan Internal :
• Masih adanya SDM di tingkat kelurahan yang belum memahami tentang konsep gender dan pentingnya kesetaraan dalam kehidupan sehari-hari seringkali menjadi salah satu kendala utama dalam pelaksanaan program-program terkait. Pemahaman yang kurang ini dapat mengakibatkan implementasi program tidak berjalan efektif dan tujuan yang diharapkan tidak tercapai.
• Kurangnya jumlah SDM yang memadai dan berpotensi untuk mengimplementasikan program-program yang berkaitan dengan kesetaraan gender
- Sebab Kesenjangan Eksternal :
Masih adanya pemahaman di masyarakat pola piker patriarki yang seringkali menghambat kemajuan kesetaraan gender. Pemahaman ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk pembagian peran dalam keluarga, peluang karir, dan akses terhadap pendidikan.
|
CAPAIAN SUB KEGIATAN
|
-
Tolak Ukur :
Pendidikan dan sosialisasi dapat menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini. Dengan memberikan informasi yang tepat dan mendorong diskusi yang konstruktif, masyarakat dapat mulai memahami pentingnya kesetaraan gender dan bagaimana hal itu dapat meningkatkan kualitas hidup bagi semua orang. Selain itu, peran media dan tokoh masyarakat dalam menyuarakan isu-isu kesetaraan gender juga sangat penting untuk membentuk opini publik yang lebih inklusif dan adil.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kita bisa menuju ke arah masyarakat yang lebih egaliter, di mana semua individu, terlepas dari jenis kelamin, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi sesuai dengan potensi mereka.
-
Indikator dan Target Kinerja :
Output: Output :
1. Pembelian dan Pemasangan CCTV untuk Masyarakat (Balai RW)
2. Pembelian Mesin Cuci Laundry Dan Pengering
3. Biaya Operasional Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) sebesar Rp 18.000.000,-
4. Biaya Operasional Ketua Rukun Warga (RW) sebesar Rp 180.000.000,-
5. Biaya Operasional Ketua Rukun Tetangga (RT) sebesar Rp 969.000.000,-
6. Biaya Operasional Balai RT sebesar Rp 34.800.000,-
7. Biaya Operasional Balai RW sebesar Rp 36.000.000,-
8. Belum ada realisasi Biaya Transport Lokal sebesar Rp 30.000.000,-
9. Honorarium Narasumber Setingkat Staff sebesar Rp 3.000.000
10. Tenaga Operasional sebesar Rp 43.377.000,-
Outcome: Outcome:
Jumlah Pokmas dan Ormas yang mengikuti Kegiatan
Laki-laki dari (20%) 2023 menjadi (40%) 2024
Perempuan dari (30%) 2023 menjadi (50%) 2024
|
JUMLAH ANGGARAN SUB KEGIATAN(Rp.)
|
1034217563 |
RENCANA AKSI
|
Aktivitas 1 |
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan |
|
INDIKATOR OUTCOME / DAMPAK / HASIL SECARA LUAS
|
Output:
Output :
1. Pembelian dan Pemasangan CCTV untuk Masyarakat (Balai RW)
2. Pembelian Mesin Cuci Laundry Dan Pengering
3. Biaya Operasional Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) sebesar Rp 18.000.000,-
4. Biaya Operasional Ketua Rukun Warga (RW) sebesar Rp 180.000.000,-
5. Biaya Operasional Ketua Rukun Tetangga (RT) sebesar Rp 969.000.000,-
6. Biaya Operasional Balai RT sebesar Rp 34.800.000,-
7. Biaya Operasional Balai RW sebesar Rp 36.000.000,-
8. Belum ada realisasi Biaya Transport Lokal sebesar Rp 30.000.000,-
9. Honorarium Narasumber Setingkat Staff sebesar Rp 3.000.000
10. Tenaga Operasional sebesar Rp 43.377.000,-
Outcome:
Outcome:
Jumlah Pokmas dan Ormas yang mengikuti Kegiatan
Laki-laki dari (20%) 2023 menjadi (40%) 2024
Perempuan dari (30%) 2023 menjadi (50%) 2024
|