GENDER BUDGET STATEMENT (GBS)
Dinas Kesehatan

NAMA PERANGKAT DAERAH Dinas Kesehatan
UNIT ORGANISASI Dinas Kesehatan
TAHUN ANGGARAN 2023
PROGRAM Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM
KEGIATAN Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk UKM dan UKP Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota
SUB KEGIATAN Pengadaan Bahan Habis Pakai
TUJUAN SUB KEGIATAN Jumlah jenis bahan habis pakai yang diadakan tercukupi sesuai kebutuhan
KODE SUB KEGIATAN 1.02.02.2.01
ANALISIS SITUASI
  1. Data Pembuka wawasan
    • Data Kependudukan warga Kota Surabaya padat tahun 2022 berdasarkan data Dispendukcapil adalah 2.936.833 jiwa, dengan rincian sebagai berikut : L : 1.449.930 jiwa (49,37%), P : 1.486.903 jiwa (50,63%)
    • Jumlah UPTD Layanan di wilayah Surabaya adalah 63 PKM dan 1 Labkesda
    • Jumlah layanan labkesda selama tahun 2022 adalah 163.701 pemeriksaan dengan rincian laboratorium klinik 3760, yang terdiri dari Laki2=2192 dan Perempuan= 3760 layanan laboratorium lingkungan 2905 dan laboratorium BSL-3 : 157.036 dengan rincian Laki-laki=70056 dan Perempuan= 86980
    • Jumlah Kunjungan pasien PKM selama tahun 2022 adalah 1.869.371 orang dengan rincian: L : 758.941 orang (40.60%), P : 1.110.430 orang (59.40%) Jumlah kunjungan pasien puskesmas tahun 2022, Baru sebanyak 377.911, Laki-laki = 171.528, Perempuan = 206.383. Dan pasien Lama sebanyak 2.170.096, Laki-laki = 857.444, Perempuan = 1.312.652 Total pasien sebanyak 2.548.007 orang dengan rincian L : 1.028.972 (40.38%), P: 1.519.035 (59.72%)
    • -
  2. Isu dan Faktor Kesenjangan Gender
    1. Faktor Kesenjangan :
      Akses:
      Proporsi Laki-laki dan perempuan yang datang ke PKM dan Labkesda yang memanfaatkan bahan habis pakai
      Partisipasi:
      Jumlah perempuan yang memanfaatkan bahan habis pakai di PKM dan Labkesda lebih besar daripada laki-laki
      Kontrol:
      Dinas Kesehatan Kota Surabaya (sekretariat), PKM dan Labkesda
      Manfaat:
      Masyarakat penerima layanan PKM dan Labkesda meningkat derajat kesehatannya
    2. Sebab Kesenjangan Internal :
      1. Tidak semua pengambil keputusan dan perencana kegitan di Dinas Kesehtan memahami konsep kesetraan dan keadilan gender 2. Alokasi anggaran yang cukup besar untuk laki-laki dan perempuan 3. Ketersediaan BHP di PKM dan Labkesda tidak sesuai dengan permintaan masyarakat/ kebutuhan (kebutuhan laki-laki dan perempuan)
    3. Sebab Kesenjangan Eksternal :
      1. Ketersediaan bahan habis pakai di pasaran tidak selalu siap 2. Masa expired date yang pendek (bahan reagen) menyulitkan dalam proses pengadaan 3. Bahan habis pakai merupakan produk impor sehingga harus direncanakan dan disiapkan jauh hari 4. Masyarakat penerima layanan PKM masih didominasi oleh perempuan (59.40%) dibandingkan laki-laki (masih adanya perspektif di masyarakat bahwa laki-laki tidak boleh sakit /harus kuat)
CAPAIAN SUB KEGIATAN
  1. Tolak Ukur :
    Terjaminnya ketersediaan bahan habis pakai di labkesda dan puskesmas yang diperuntukkan bagi laki-laki dan perempuan.
  2. Indikator dan Target Kinerja :
    Output: 1. Tersusunnya dokumen Rencana Kebutuhan Tahunan 2. Teralokasinya seluruh kebutuhan bahan habis pakai pada dokumen pelaksanaan anggaran 3. Terjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan penyedia/rekanan bahan habis pakai 4. Tersedianya aplikasi dalam pengelolaan bahan habis pakai 5. Ketersediaan bahan habis pakai di puskesmas dan labkesda 100 persen 6. Meningkatnya pengetahuan warga berjenis kelamin laki-laki akan pentingnya menjaga kesehatan
    Outcome: Terpenuhinya kebutuhan bahan habis pakai pada pasien Puskesmas dan masyarakat Kota Surabaya
JUMLAH ANGGARAN SUB KEGIATAN(Rp.) 13961099362
RENCANA AKSI
Aktivitas 1 - Identifikasi kebutuhan bahan habis pakai pada PKM dan Labkesda - Perencanaan penganggaran dan pengadaan bahan habis pakai - Koordinasi dengan penyedia/ rekanan - Penggunaan aplikasi untuk melakukan pemantauan terhadap stock dan ED - Proses Pengadaan bahan habis pakai - Sosialisasi pentingnya deteksi dini penyakit bagi masyarakat terutama laki-laki
INDIKATOR OUTCOME / DAMPAK / HASIL SECARA LUAS Output:
1. Tersusunnya dokumen Rencana Kebutuhan Tahunan 2. Teralokasinya seluruh kebutuhan bahan habis pakai pada dokumen pelaksanaan anggaran 3. Terjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dengan penyedia/rekanan bahan habis pakai 4. Tersedianya aplikasi dalam pengelolaan bahan habis pakai 5. Ketersediaan bahan habis pakai di puskesmas dan labkesda 100 persen 6. Meningkatnya pengetahuan warga berjenis kelamin laki-laki akan pentingnya menjaga kesehatan
Outcome:
Terpenuhinya kebutuhan bahan habis pakai pada pasien Puskesmas dan masyarakat Kota Surabaya