Selama ini dalam Rekonstruksi Jalan belum mempertimbangkan kebutuhan laki-laki dan perempuan. Selama ini dalam Rekonstruksi Jalan lebih banyak mempertimbangkan kebutuhan laki-laki. Telah disediakan sarana kursi di pedestrian agar perempuan hamil atau perempuan yang membawa anak bisa beristirahat. Telah disediakan tempat sampah untuk laki-laki membuang puntung rokok. Sarana yang telah ada diperkirakan sebanyak 10%. Akses pembangunan fisik lebih banyak untuk perempuan. Partisipasi laki-laki lebih banyak dipertimbangkan. Kontrol lebih banyak dilakukan oleh laki-laki, baik dari perencanaan, desain, pembangunan maupun pengawasan. Manfaat lebih banyak dirasakan oleh perempuan. Karena perencanaan pembangunannya belum memahami pembangunan yang resposif gender/pembangunan yang mempertimbangkan kebutuhan laki-laki dan perempuan. Anggapan bahwa pembangunan jalan,jembatan dan kelengkapannya adalah untuk kepentingan laki-laki, bahwa yang melewati jalan,jembatan dan pedestrian didominasi oleh laki-laki. Karena anggapan bahwa yang bekerja ke luar rumah memanfaatkan jalan,jembatan dan kelengkapannya lebih banyak laki-laki, sedangkan perempuan di rumah saja

Menyediakan dan meningkatkan kinerja jaringan jalan yang responsif gender

Meningkatnya perencanaan rekonstruksi jalan, dan desain rekonstruksi jalan yang responsif gender

- Pelatihan PPRG bagi perencana Rekonstruksi Jalan di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan - Rekonstruksi Jalan yang responsif gender, dengan mempertimbangkan kebutuhan laki-laki dan perempuan(desain)

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan

-

Rp. 5.246.578.000,-

Menyesuaikan

Dengan perencanaan Rekonstruksi Jalan yang responsif gender, perempuan maupun laki-laki mendapatkan manfaat yang sama