Bina Keluarga Balita 2015

Pemberdayaan keluarga Bapemas dan KB Kota Surabaya melalui program Bina Keluarga Balita (BKB) mendapat tanggapan antusias dari para kader Bina Keluarga Balita Kota Surabaya. Hal ini terlihat dalam kegiatan Pelatihan Bina Keluarga Balita Kota Surabaya” pada tanggal 9 – 23 Mei 2015 bertempat di Aula Kantor Kecamatan Kota Surabaya yang dihadiri oleh 1000 Peserta. Masing masing kelompok pelatihan berlangsung selama hari.

Acara tersebut dibuka oleh Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya. Semangat Kader BKB Kota Surabaya yang menggebu mengiringi pelatihan 2 hari yang bersifat TOT tersebut. Pelatihan BKB bertemakan “Mengenal Pola Asuh Orang Tua Hebat (Good Parenting) di Kota Surabaya” yakni pendekatan pola asuh orang tua terhadap anak dengan memerhatikan kebutuhan anak secara keseluruhan sehingga anak mendapatkan perlakuan secara benar di keluarga dan lingkungan sekitar anak.

Adapun Narasumber yang dihadirkan pada Pelatihan BKB, antara lain :

  1. Drs. Suharto dan Drs. Yuli Purnomo; dengan materi Konsep dasar BKB
  2. Novi Kayana dan perwakilan Dispendik; dengan materi Tumbuh Kembang Anak
  3. Perwakilan Dinas Kesehatan; dengan materi Kesehatan dan Gizi
  4. PKK & Bapemas KB; dengan materi KKA (DDTK) dan Pelaporan
  5. Paguyuban PAUD dan Murti Itnisia, S.pd; dengan materi Bermain Media Interaksi
  6. Widji L., S.Psi dan perwakilan Depag; dengan materi pengasuhan

Program ini merupakan bagian integral untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia menuju terbentuknya manusia Kota Surabaya seutuhnya. Sebagai orang tua banyak diantara kita yang tidak mengenyam pendidikan secara memadai, belum memahami pola asuh anak dan tumbuh kembang anak yang baik, untuk itu pemerintah menyediakan program ini yang tujuannya memberikan manfaat kepada mereka, dengan ikut Bina Keluarga Balita diharapkan orang tua akan menjadi lebih terampil dalam mengurus, merawat serta pandai membagi waktu dalam mengasuh dan mendidik anak balitanya. Masa balita merupakan periode emas yang sangat menentukan pertumbuhan seorang manusia, baik dari segi fisik, emosi, intelektual dan budi pekerti. Oleh karena itu, setiap keluarga perlu diberdayakan agar menyadari bahwa periode emas ini hanya datang satu kali dan tidak bisa diulang, sehingga secara maksimal kita harus berusaha memenuhi kebutuhan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak balita tersebut.